SELAMAT DATANG DIWEBLOG SMPK MARIA FATIMA JEMBER. Mohon maaf atas ketidaknyamanan Anda dalam mengakses informasi mengenai SMPK Maria Fatima Jember. Informasi selengkapnya Klik Disini

TERAKREDITASI “A”

PENGUMUMAN : Akses ke weblog SMPK Maria Fatima Jember dirubah menjadi www.smpkmariafatima.org --Θ-- SUKSESKAN GERAKAN NASIONAL TANPA KEKERASAN Dengan Menghentikan sekarang juga segala tindakan kekerasan yang melanggar Undang-undang Hak Azasi Manusia. KEKERASAN BIKIN TAK NYAMAN Pesan layanan ini dipersembahkan oleh Persatuan Guru-guru Katolik Paroki Santo Yusuf Jember --Θ-- Ikuti juga berita terkini dan akurat nasional dan internasional dari berbagai sumber melalui news ticker kami --Θ--

14 Agustus 2008

Belajar Matematika di Usia Dini

Dalam faktanya, matematika merupakan salah satu matapelajaran di sekolah yang mendapatkan perhatian “lebih” baik dari kalangan guru, orangtua maupun anak. Selain matematika adalah termasuk matapelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN) juga masih ditemukan banyak pihak yang memiliki persepsi bahwa matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak.




Tetapi, dalam kenyataan yang dihadapi saat ini, masih terdapat anak yang belum dibekali kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang matematika. Seolah-olah mereka, dihadapkan pada dua hal yang dilematis, di satu sisi mereka “harus” menguasai matematika, di sisi lain ia merasa lemah untuk belajar matematika. Mungkinkah hal ini, akibat dari sistem pendidikan kita yang salah? Pola pengasuhan orangtua yang keliru? Atau memang potensi matematisnya tidak dikembangkan sejak usia dini? Atau “jangan-jangan” mereka tidak mau belajar karena merasa tidak butuh dengan matematika.

Hakikatnya, setiap individu itu dalam kehidupannya pasti membutuhkan matematika (meski tingkat sederhana, misal: jual beli). Dan, pada prinsipnya setiap anak itu dikaruniai kemampuan matematis, yakni memiliki kemampuan mengenal angka sejak dini bahkan sebelum usia sekolah. Anak usia pra-sekolah sudah mengerti tentang kuantitas, misalnya banyak dan sedikitnya benda, jumlah saudaranya, dll. Sekarang, tinggal tugas orangtua dan pendidik lah untuk mempertahankan sifat-sifat yang menjadi dasar kecerdasan anak agar bertahan sampai tumbuh dewasa, dengan memberikan faktor lingkungan dan stimulasi yang baik untuk merangsang dan mengoptimalkan fungsi otak dan kecerdasan anak.

Kecerdasan matematis memuncak pada masa remaja dan masa awal dewasa. Beberapa kemampuan matematika tingkat tinggi akan menurun setelah usia 40 tahun. Kecerdasan matematis logis dikategorikan sebagai kecerdasan akademik, karena dukungannya yang tinggi dalam keberhasilan studi seseorang. Dalam tes IQ, kecerdasan matematis logis sangat diutamakan. Oleh karenanya, matematika menjadi “bermakna” dalam kehidupan individu manusia.

Nah, berpijak pada uraian singkat tersebut, kita menjadi maklum bahwa dalam setiap individu ternyata telah terdapat potensi kecerdasan matematis. Oleh karenanya, tinggal bagaimana kita sebagai orangtua, guru, pendamping dapat mengembangkan kecerdasan tersebut sejak usia dini. Harapannya, ketika tumbuh dewasa anak-anak tidak lagi kesulitan untuk mencari potensi matematisnya.

Dengan demikian, PAUD menjadi sarana efektif untuk menggali dan mengembangan kecerdasan matematis yang dimiliki anak. Tentunya, dengan cara yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan anak. Misalnya, menghitung jumlah kue, jumlah uang, memperlihatkan warna-warni baju, menghitung banyaknya kotak keramik, dll. Dengan berusaha menggali dan mengembangkan kecerdasan matematis anak sejak usia dini, diharapkan ketika masuk jenjang pendidikan selanjutnya, anak tidak lagi merasa kesulitan untuk menerima materi pelajaran matematika. (www.beritapendidikan.com/ric)

Tidak ada komentar:

News Ticker : Danai TNI Bunuh Warga di Aceh, ExxonMobil Segera Disidang --|-- Kerjasama Blok Cepu Berpotensi Rugikan Rp 760 Miliar per Tahun --|-- Kejari Tangerang Tengok Napi Terhukum Mati Di Nusakambangan --|-- FPKS Kecam Fraksi Yang Usulkan Revisi UU Pemilu --|-- FPD: Capres Yang Sudah Beriklan yang Ratingnya Bawah Saja --|-- Telkomsel Gelar Informasi Mudik --|-- Elpiji 12 Kg Langka, Harga Melonjak Hingga Rp 80 Ribu --|-- PT KAI Tolak Pengembalian Tiket Untuk Kikis Peran Calo --|-- Lebaran, PT KA Alokasikan Rp1,5 M Untuk Juru Pemeriksa Jalan --|-- SBY: Tak Ada Tempat untuk Anarki di Pemilu 2009 --|-- SBY: Tak Ada yang Kebal Hukum di Negeri Ini --|-- Gaji PNS Naik 15% Tahun 2009, Guru Minimal Rp 2 Juta --|-- SBY Persilakan DPR Gunakan Hak Angket Terkait BBM dan Energi --|-- SBY: Angka Kemiskinan Terendah dalam 10 Tahun Terakhir --|-- Ekonomi Dunia Paling Cepat Baru Pulih Tahun 2010 --|-- Harga BBM Bisa Naik Lagi di 2009 --|-- Dampak Pemanasan Global Landa Indonesia Mulai 1990-an --|-- Energi Panas Bumi Perlu Dikembangkan di Indonesia --|-- Presiden Ajak Masyarakat Bersepeda Untuk Kurangi Polusi Udara --|-- Penggunaan Multimedia Terbukti Tingkatkan Nilai Siswa --|-- Yahoo Luncurkan Yahoo Go 3.0 Versi Bahasa Indonesia --|-- PLN kembali meminta masyarakat untuk menghemat listrik --|-- Powered by : www.kabarindonesia.com ; www.antara.co.id ; www.detik.com ; www.kompas.com ; www.metronews.com
Info nilai tukar rupiah >>> USD : Jual 9210.00 Beli 9135.00 --|-- SGD : Jual 6521.75 Beli 6444.75 --|-- HKD : Jual 1180.60 Beli 1169.10 --|-- AUD : Jual 7943.35 Beli 7842.35 --|-- JPY : Jual 84.48 Beli 83.14 --|-- EUR : Jual 13605.55 Beli 13468.55 --|-- Powered by : www.klikbca.com
Week end dalam rangka pembinaan siswa kelas 7 dan 8 akan dilaksanakan setiap malam Minggu mulai tanggal 6 September 2008 di sekolah--|--Di bulan September dalam rangka bulan kitab suci diadakan lomba dongeng, cergam, membaca kitab suci dan cerdas cermat Alkitab--|--Di Bulan September digelar pula pendaftaran calon pengurus OSIS 2008-2009
addesign.gif

Powered by Danasoft - Myspace Layouts and Signs