Pelatihan dibuka langsung oleh Sr. Theresella, SPM (Kasek SMPK Maria Fatima) selaku ketua penyelenggara. Dalam sambutannya beliau menekankan betapa pentingnya seorang guru mempunyai pengetahuan dan kapasitas yang baik dalam mengelola kelas sehingga hasil dari proses belajar menjadi lebih efektif. Terutama pelaksanaan KTSP yang mengharuskan terjadinya perubahan sistem pengajaran sejarah, geografi dan ekonomi tidak lagi diajarkan secara terpisah lagi namun harus menjadi satu kesatuan yaitu IPS terpadu. Demikian pula terjadi pada mata pelajaran biologi dan fisika menjadi IPA terpadu. Tentu guru pengampu mata pelajaran tersebut akan mengalami permasalahan serius dalam mempersiapkan rencana pengajaran, proses kegiatan belajar mengajar maupun dalam kegiatan evaluasi hasil belajar. ”Segala sesuai pasti bisa dipelajari, pelatihan merupakan tahapan awal dari proses pemahaman pelaksanaan pengajaran IPS dan IPA terpadu oleh karena itu media pelatihan hendaknya dimanfaatkan dengan serius,” pesan beliau pada saat sebelum menutup sambutannya.
Setelah pembukaan, peserta langsung mengikuti sesi General Stadium bersama ke dua
Hari pertama setelah general stadium, masing-masing peserta dipisahkan sesuai dengan bidang studi. Bahasan pertama adalah memahami silabus dengan memilah-milah menjadi bagian tertentu sesuai dengan topik bahasan yang akan diajarkan sehingga terdapat kaitan dengan sub bidang studi. Bukan perkara mudah mengkaitkan kompentensi dasar dari tiga atau dua sub bidang studi menjadi satu pokok bahasan yang akan diterjemahkan melalui rencana pengajaran. Sepertinya peserta mengalami kesulitan yang cukup besar, karena sebagai sesuatu yang baru, langkah tersebut seperti sedang mencari jarum ditumpukan paku. Justru karena mengalami kesulitan tersebut, semua peserta sangat antusias mengikuti pelatihan. Bahkan mereka rela menambah waktu bersama untuk mendiskusikan hal yang paling detail.
Hari kedua mereka berlatih membuat rencana pengajaran lengkap dengan perangkatnya. Tentu saja rencana pengajaran tersebut diharapkan dapat langsung diterapkan dalam proses pembelajaran dalam kelas. Hampir sama dengan hari yang pertama, pada pelatihan pembuatan rencana pengajaran semua peserta dihadapkan pada sesuatu yang membuat mereka harus bekerja keras untuk bisa membuat satu RP yang siap untuk dijadikan patokan mengajar. Apalagi tutor menghendaki peserta menggunakan sumber belajar yang faktual. Rata-rata peserta hanya bisa menyelesaikan satu rencana pengajaran lengkap. Itupun mereka harus rela pulang jam 22.00 malam.
Hari terakhir , peserta harus mengikuti sesi mikro teaching yang melibatkan 2 kelas siswa SMPK Maria Fatima sebagai figuran. Walaupun hanya sebuah pelatihan, tetapi semua peserta berusaha tampil sebaik mungkin dalam melaksanakan micro teaching. Bahkan Salah satu peserta mengungkapkan baru pada saat tersebut ia mengajar dengan persiapan yang sempurna didukung oleh perangkat pembelajaran yang dipikirkan dengan cermat. “ saya mencari bahan sebagai sumber belajar dan membuatnya menjadi menarik, wah… kalau seperti ini tentu anak akan senang dan menikmati belajar, tapi menghabiskan waktu dan biaya,” ujarnya. Pada akhir sesi tutorpun tidak ketinggalan untuk memberikan contoh mengajar dengan baik. Menurut Drs.Pudyo, Mpd, salah satu tutor, mengajar adalah sebuah seni memberi informasi, menanamkan nilai dan menggali kemampuan siswa. Sehingga beliau mempraktekan bagaimana membawa siswa pada pokok pembelajaran dengan berbagai perlakukan termasuk menerapkan teknik leading question (pertanyaan penuntun) yang efektif.
Hari terakhir ditutup dengan evaluasi bersama terhadap pelaksanaan proses pelatihan IPA dan IPS terpadu. Rata-rata peserta mengaku senang dengan adanya pelatihan karena mereka minimal mempunyai patokan atau dasar berpijak yang benar dalam menerapkan pengajaran yang sesungguhnya, apalagi mereka dilatih oleh dua tutor mempunyai kompetensi dan kapasitas yang bagus serta mempunyai kesabaran yang luar biasa untuk melatih peserta. Tentu saja pelatihan tiga hari belum cukup bagi peserta agar mereka bisa menyusun perangkat pembelajaran untuk satu tahun ajaran, namun mereka mempunyai gambaran tentang bagaimana cara menyusun perangkat dengan benar. Stelah selesai evaluasi, pelatihan ditutup oleh ibu Emy (Wakasek Kurikulum SMPK Maria Fatima) yang mewakili Sr. Theresella, SPM yang tidak bisa hadir karena rapat dinas. (toz)
1 komentar:
wah...butuh perjuangan nih untuk bisa posting data ini, moga dibaca dengan enak ya...
Posting Komentar